Cari Blog Ini

Jumat, 16 Agustus 2013

Praktikum Kimia Dasar I : Rekristalisasi



 Pagi ini, saya pengin sedikit share untuk hasil Praktikum Kimia Dasar I yang berjudul Rekristalisasi. Biar lebih jelas, apa sih rekristalisasi itu, dan bagaimana prosesnya, yuk kita langsung aja... :-)




I.                    JUDUL
REKRISTALISASI

II.                  TUJUAN
A.      Mengenal cara melakukan rekristalisasi
B.      Terampil melakukan rekristalisasi

III.                DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
No.
BAGAN KERJA
KETERANGAN
1.
Garam dapur yang kotor + 5 ml akuades dilarutkan lalu menyaring larutan tersebut ke dalam cawan porselin kemudian memanaskan larutan hingga menguap di atas kompor listrik. Selanjutnya, menyingkirkan kompor listrik dan membiarkan larutan hamper kering, lalu mengamati garam dapur yang terbentuk dan membandingkannya.




Garam dapur sebelum rekristalisasi
Warna : putih keruh, kotor
Bentuk : kristal kasar
Massa : lebih banyak
Garam dapur setelah rekristalisasi
Warna : putih bersih
Bentuk : kristal halus
Massa : lebih sedikit


IV.                PEMBAHASAN
Rekristalisasi adalah suatu cara memisahkan atau memurnikan zat yang berupa Kristal dari kotorannya.
Percobaan ini bertujuan untuk mengenal cara melakukan rekristalisasi dan terampil dalam melakukan rekristalisasi. Prinsip dasar yang dipakai dalam rekristalisasi adalah proses pemurnian suatu zat berbentuk kristal dengan memanfaatkan perbedaan kelarutan dalam pelarut pada suhu tertentu. Proses rekristalisasi meliputi beberapa tahap yaitu pelarutan, penyaringan, pemanasan dan pendinginan.




Prinsip kerja dari percobaan rekristalisasi adalah pertama-tama mengambil gara dapur secukupnya lalu melarutkan garam dapur ke dalam 5 ml akuades yang dilakukan di dalam gelas beker. Kemudian menyaring larutan tersebut, filtrate yang diperoleh tersebut diuapkan dalam cawan porselin, hingga menguap di atas kompor listrik. Selanjutnya, menyingkirkan kompor listrik dan mendinginkannya, dan mengamati serta membandingkan kristal garam dapur yang terbentuk dengan kristal garam dapur semula. Langkah selanjutnya, menimbang CuSO4 sebanyak 5,05 gram dan melarutkan CuSO4 ke dalam 25 ml akuades, alu larutan tersebut disaring. Setelah itu, masukkan larutan tersebut ke cawan porselin dan diuapkan hingga volume tinggal kurang lebih 10 ml. selanjutnya menyingkirkan kompor listrik dan mendinginkan serta menunggu sampai semua filtratnya berubah menjadi kristal. Kemudian mengamati dan membandingkan kristal CuSO4 yang terbentuk dengan CuSO4 semula.
Perbandingan garam dapur sebelum dan setelah rekristalisasi yaitu garam dapur yang belum direkristalisasi berbentuk kristal yang kasar, bentuknya bongkah-bongkahan dan berwarna putih keruh atau putih kotor. Sedangkan garam dapur setelah direkristalisasi berbentuk kristal yang halus, lebih lembut, warnanya putih bersih dan massanya len=bih berkurang. Kristal CuSO4 sebelum direkristalisasi yaitu berbentuk kristal yang kasar, berwarna biru tua. Sedangkan kristal CuSO4 yang sudah direkristalisasi mempunyai bentuk yang lebih halus, berwarna biru muda, Nampak lebih bersih dan massanya lebih sedikit.
Rendeman CuSO4 = massa akhir  X 100%
                                        Massa awal

Reaksi-reaksi yang terjadi pada percobaan rekristalisasi yaitu
a.       Reaksi rekristalisasi pada garam dapur (NaCl) :
NaCl (s) + H2O (l)              à  NaCl (aq)
NaCl (aq)                             à NaCl (s)
b.      Reaksi rekristalisasi pada tembaga sulfat (CuSO4):
CuSO4 (aq) + H2O (l)        à CuSO4 (aq)
CuSO4 (aq)                          à CuSO4 (s)                      (putih)
CuSO4 (aq)                          à CuSO4 . 5 H2O (s)        (biru)


Garam dapur pada keadaan awal berupa kristal kasar dan bewarna putih keruh. Hal ini disebabkan karena adanya kotoran-kotoran yang masih terkandung di dalamnya. Kemudian garam dapur dilarutkan dalam akuades, disaring, dipanaskan dan didinginkan. Pada proses ini diperoleh kristal garam dapur yang putih bersih dan lebih halus. Hal tersebut disesabkan karena garam dapur sudah dilarutkan dalam akuades dan sudah memalui proses penyaringan. Fungsi penyaringan tersebut adalah memisahkan larutan dengan kotoran yang ada di dalamnya. Pemanasan filtrate garam dapur dalam rangkaian proses rekristalisasi menyebabkan merenggangnya molekul-molekul zat sehingga cairan yang dihasilkan lebih halus dan lembut. Sedangkan massa dari garam dapur kurang. Hal ini disebabkan karena sebagian filtat menguaap saat dipanaskan.
Perubahan warna yang terjadi pada saat pemanasan karena kotoran salam tembaga sulfat tersaring sebelum pemanasan, sehingga warnanya lebih bersih dan dan berwarna biru muda. Tembaga sulfat sukar larut karena titik jenuhnya lebih tinggi dibandingkan titik jenuh garam dapur. Pada saat proses pendinginan, filtrat tembaga sulfat sukar mengkristal, hal ini disebabkan karena kurangnya proses pemanasan/ penguapan maka menyebabkan pelarut tidak sepenuhnya menguap. Sedangkan massanya berkurang dari 5,05 gram menjadi 4,82 gram, karena pada saat pemanasan, sebagian filtrate CuSO4 menguap dan dalam prosesnya saat pemanasan, terjadi percikan-percikan CuSO4 .Hal tersebut yang membuat massa CuSO4  berkurang setelah rekristalisasi.
Dalam proses kristalisasi diperlukan pelarut yang baik agar hasil kristal yang didapatkan bisa berkualitas baik pula. Syarat-syarat pelarut yang baik, antara lain :
a.       Mempunyai titik didih relative rendah agar mudah terpisah dengan kristal murni
b.      Memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotor.
c.       Tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal
d.      Bersifat inert ( tidak mudah bereaksi dengan kristal)
e.      Mudah dipisahkan dari kristalnya
f.        Dapat melarutkan senyawa lain
g.       Mempunyai daya larut yang tinggi
h.      Berupa pemurni atau dengan kata lain pelarut biasanya berupa pemurni

V.                  KESIMPULAN
1.       Rekristalisasi adalah salah satu cara untuk memisahkan atau memurnikan zat  yang berupa kristal dari kotorannya dengan dasar perbedaan kelarutan dalam pelarut dan pada suhu tertentu.
2.       Proses rekristalisasi meliputi empat tahap yaitu :
a.       Pelarutan
b.      Penyaringan
c.       Pemanasan
d.      Pendinginan
3.       Hasil percobaan
4.       Reaksi-reaksi yang terjadi pada percobaan rekristalisasi yaitu :
a.       Reaksi rekristalisasi pada garam dapur (NaCl) :
NaCl (s) + H2O (l)      à  NaCl (aq)
NaCl (aq)                     à NaCl (s)
b.      Reaksi rekristalisasi pada tembaga sulfat (CuSO4):
CuSO4 (aq) + H2O (l)                à CuSO4 (aq)
CuSO4 (aq)                  à CuSO4 (s)                      (putih)
CuSO4 (aq)                  à CuSO4 . 5 H2O (s)        (biru)
5.       Dalam proses rekristalisasi diperlukan pelarut yang baik, syarat-syarat pelarut yang baik yaitu mempunyai titik didih yang rendah, bersifat inert, tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal, mudah dipisahkan dari kristalnya, dapat melarutkan senyawa lain, mempunyai daya larut yang tinggi.
6.       Hal yangn mempengaruhi perbedaan kristal yang terbentuk baik garam dapur maupun tembaga sulfat dengan kristal semula yaitu bahwa kristal lebih bersih (warna putih bersih untuk garam dapur dan berwarna biru muda untuk tembaga sulfat) karena telah dilakukan proses penyaringan, berbentuk lebih halus dan lembut dan merenggangnya molekul-molekul saat proses pemanasan, dan massanya berkurang dari sebelumya karena ada beberapa zat filtrate yang menguap.
VI.                DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Iruan. 1987. Kimia. Bandung : Ganesa Exact
Brady, J.E. 1999. Kimia Universitas. New York : St. John University
Budi Haryo, Agus. 1994. Kimia Dasar I. Surakarta: UNS Press
Redjeki, Tri. 2007. Praktikum Kimia Dasar I. Surakarta : BPK Press.
Surakitri. 1989. Kimia I. Klaten : Intan Pariwara
Tim Dosen Praktikum Kimia Dasar I. 2012. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I. Surakarta : UNS Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar